Selasa, 25 Juli 2017

MAKALAH SUPERVISI AKADEMIK




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Supervisi Akademik adalah proses membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajarannya yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah.
Suprvisi akademik hampir sama dengan supervisi pembelajaran. Jika supervisi pembelajaran fokusnya pada proses pambelajaran guru, maka supervisi akademik sifatnya lebih kompleks, dikatakan kompleks karena tidak hanya pembelajaran saja, tapi juga menyantuh kurikulum, penelitian, klompok kerja guru,dan lain sebagainya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah ini penulis akhirnya berinisiatif membahas beberapa persoalan dalam tema ini yaitu:
1.      Apakah pengertian dari Supervisi Akademik?
2.      Apa tujuan Supervisi Akademik?
3.      Apa prinsip-prinsip Supervisi Akademik?
4.      Apa saja langkah-langkah Supervisi Akademik?

C.     Tujuan Penulisan Makalah
Dengan adanya tema dan penyusunan makalah ini diharapkan kepada para pembaca dan penulis sendiri mampu memahami pengertian, tujuan, prinsi-prinsip dan langkah yang ada pada Supervisi Akademik. Sekaligus makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah penulis dalam bidang Supervisi.







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Supervisi Akademik
Secara etimologis kata supervisi berasal dari kata bahasa Inggris, supervision yang berarti pengawasan. Kata ini berasal dari dua kata yaitu super dan vision yang berarti melihat dengan teliti pekerjaan secara keseluruhan Awalnya istilah supervisi di mengerti secara tradisional yaitu sebagai suatu pekerjaan mengntrol, memeriksa dan mengawasi dengan mencari-cari kesalahan melalui tindakan memata-matai dalam rangka perbaikan pekerjaan yang telah diberikan. Dalam perkembangan supervise di mengerti secara ilmiah dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sistematis artinya supervisi dilakukan secara teratur, berencana dan kontinu.
2. Obyektif artinya supervisi dilakukan berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan sebelumnya.
3. Menggunakan instrument yang dapat mmeberikan informasi sebagai umpan balik untuk dapat melakukan langkah tindak lanjut menuju perbaikan di masa yang akan datang.
Pemaknaan arti supervisi tersebut membawa implikasi dalam pola pelaksanaan dan hubungan yang antara yang mensupervisi dengan yang di supervise. Pengertian tradisional menganggap bahwa seorang supervisor merupakan atasan yang mempunyai otoritas untuk menilai bahkan menentukan baik-buruk, benar-salah dari kinerja bawahannya. Sedangkan pandangan modern memaknai supervise sebagai suatu proses pembimbingan, pengarahan dan pembinaan kea rah perbaikan kualitas kinerja yang lebih baik melalui proses yang sistematis dan dialogis. Maka pola hubungan antara supervisor dengan yang di supervisi adalah hubungan mitra kerja, bukan hubungan atasan-bawahan.
Sedangkan kata akademi berasal dari bahasa Inggris academy dan bahasa Latin academia (Yunani: academia) yang mempunyai beberapa arti salah satunya berarti suatu masyarakat atau kumpulan orang-orang terpelajar. Akademik bisa juga diartikan sebagai hal yang bersifat teoritis bukan praktis, kajian yang lebar dan mendalam bukan kajian teknis dan konvesional dan sangat ilmiah. Kata akademik dalam konteks sekolah dipertautkan dengan segala hal yang berhubungan dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Sehingga kegiatan akademik adalah kegiatan selama proses pembelajaran dan hal-hal lain yang terkait dengan itu misalnya penyususunan jadwal akademik pembelajaran dan silabusnya. Sedangkan supervisi akademik adalah supervise yang mengarah pada pengendalian dan pembinaan bidang akademik melalui kegiatan dan proses pembelajaran di sekolah agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

Dengan demikian Supervisi Akademi adalah kegiatan pengawasan  yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi dalam upaya meningkatkan kualitas produk didik melalui usaha memotivasi, membina dan mengarahkan orang-orang yang terkait dengan kegiatan akademik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervise akademik sangat penting dan harus dilaksanakan secara kontinu oleh kepala sekolah kepada para pendidik. Sebab dengan supervisi akademik dapat memperbaiki kinerja pendidik yang muaranya dapat meningkatkan mutu pembelajaran itu sendiri.


Ada tiga konsep pokok atau kunci dalam pengertian supervisi akademik yaitu:
1.      Supervisi akademik harus mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru secara langsung dalam mengolah proses pembelajaran.
2.      Perilaku supervisor harus didisain secara official dalam membantu guru yang mengembangkan kemampuannya, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut.
3.      Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi proses belajar bagi murid-muridnya[2].
ada tiga konsep pokok (kunci) dalam pengertian supervisi akademik.
1.   Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran. Inilah karakteristik esensial supervisi akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi semua guru (Glickman, 1981). Tegasnya, tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan kematangan profesional serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program supervisi akademik (Sergiovanni, 1987 dan Daresh, 1989).
2.   Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut. Desain tersebut terwujud dalam bentuk program supervisi akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh karena supervisi akademik merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan guru, maka alangkah baik jika programnya didesain bersama oleh supervisor dan guru.
3.   Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.

B.     Ruang Lingkup Supervisi Akademik
Ruang Lingkup Supervisi Akademik meliputi beberapa hal berikut:
1.      Pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku
2.      Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran oleh guru
3.      Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan peraturan pelaksanaannya
4.      Peningkatan mutu pembelajaran, hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan sebagai berikut:
a.       Model pembelajaran yang mengacu pada standar proses
b.      Peran peserta didik dalam proses pembelajaran
c.       Peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola pikir serta kebebasan berfikir
d.      Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan dengan bersunguh-sungguh
e.       Bertanggung jawab terhadap mutu pencernaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampu, agar peserta didiknya memiliki sejumlah kemampuan.[3]
C.     Tujuan Dan Fungsi Supervisi Akademik
Tujuan Supervisi Akademik adalah sebagai berikut:
a.       Membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya
b.      Mengembangkan kurikulum
c.       Mengembangkan kelompok kerja guru
d.      Membimbing penelitian tindakan kelas
Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya (Glickman, 1981). Melalui supervis
Supervisi Akademik yang baik adalah supervisi yang mampu berfungsi untuk mencapai multitujuan tersebut di atas. Tidak ada keberhasilan bagi Supervisi Akademik jika hanya memerhatikan salah satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan yang lainnya. Apabila tujuan-tujuan tersebut sudah di aplikasikan dengan baik tentunya supervisi akademik akan berfungsi mengubah perilaku mengajar guru. Pada gilirannya nanti perubahan guru ke arah yang berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar murid yang lebih baik.[4]
Hasil Supervisi Akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesinalisme guru, oleh karena itu waktu yang dibutuhkan tentu tidak bisa cepat  karena ketiga tujuan tersebut merupakan pekerjaan berat.[5]
D.    Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik
Prinsip-prinsip supervisi akademik  yang harus direalisasikan pada setiap proses supervisi akademik di sekolah-sekolah, yaitu sebagai berikut;
1.         Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal. Hubungan demikian ini bukan saja antara supervisor dengan guru, melainkan juga antara supervisor dengan pihak lain yang terkait dengan program supervise akademik.
2.         Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi akademik bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan. Apabila guru telah berhasil mengembangkan dirinya tidaklah berarti selesailah tugas supervisor, melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan. Hal ini logis, mengingat problema proses pembelajaran selalu muncul dan berkembang.
3.         Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervise akademiknya. Titik tekan supervise akademik yang demokratis, aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara aktif guru yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program akademik bukan hanya pada supervisor melainkan juga pada guru. Karenaitu, program supervise akademik sebaiknya direncana- kan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama secara kooperatif dengan guru, kepala sekolah, dan pihak lain yang terkait di bawah koordinasi supervisor.
4.         Program supervise akademik harus integral dengan program pendidikan secara keseluruhan. Dalam upaya perwujudan prinsip ini diperlukan hubungan yang baik dan harmonis antara supervisor dengan semua pihak pelaksana program pendidikan.
5.         Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervise akademik harus mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik, walaupun mungkin saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan akademik sebelumnya.
6.         Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah untuk mencari kesalahan-kesalahan guru, melainkan untuk mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem akademik yang dihadapi.
7.         Dalam menyusun,melaksanakan, dan mengevaluasi,keberhasilan program supervisi akademikharus obyektif berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional guru.[6]
ada beberapa prinsip lain yang harus diperhatikan dan direalisasikan oleh supervisor dalam melaksanakan supervisi akademik, yaitu:
1.   Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal. Hubungan demikian ini bukan saja antara supervisor dengan guru, melainkan juga antara super- visor dengan pihak lain yang terkait dengan program supervisi akademik. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya supervisor harus memiliki sifat-sifat, seperti sikap membantu, memahami, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor (Dodd, 1972).
2.   Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi akademik bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan. Perlu dipahami bahwa supervisi akademik merupakan salah satu essential function dalam keseluruhan program sekolah (Alfonso dkk., 1981 dan Weingartner, 1973). Apabila guru telah berhasil mengembangkan dirinya tidaklah berarti selesailah tugas supervisor, melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan. Hal ini logis, mengingat problema proses pembelajaran selalu muncul dan berkembang.
3.   Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademiknya. Titik tekan supervisi akademik yang demokratis adalah aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara aktif guru yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program akademik bukan hanya pada supervisor melainkan juga pada guru. Oleh sebab itu, program supervisi akademik sebaiknya direncana- kan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama secara kooperatif dengan guru, kepala sekolah, dan pihak lain yang terkait di bawah koordinasi supervisor.
4.   Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan. Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan. Sistem perilaku tersebut antara lain berupa sistem perilaku administratif, sistem perilaku akademik, sistem perilaku kesiswaan, sistem perilaku pengembangan konseling, sistem perilaku supervisi akademik (Alfonso, dkk., 1981). Antara satu sistem dengan sistem lainnya harus dilaksanakan secara integral. Dengan demikian, maka program supervisi akademik integral dengan program pendidikan secara keseluruhan. Dalam upaya perwujudan prinsip ini diperlukan hubungan yang baik dan harmonis antara supervisor dengan semua pihak pelaksana program pendidikan (Dodd, 1972).
5.   Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervisi akademik harus mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik, walaupun mungkin saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan akademik sebelumnya. Prinsip ini tiada lain hanyalah untuk memenuhi tuntutan multi tujuan supervisi akademik, berupa pengawasan kualitas, pengembangan profesional, dan memotivasi guru.
6.   Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah sekali-kali untuk mencari kesalahan-kesalahan guru. Memang dalam proses pelaksanaan supervisi akademik itu terdapat kegiatan penilaian unjuk kerjan guru, tetapi tujuannya bukan untuk mencari kesalahan-kesalahannya. Supervisi akademik akan mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem akademik yang dihadapi.
7.   Supervisi akademik harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi akademik harus obyektif. Objektivitas dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi akademik itu harus disusun berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional guru. Begitu pula dalam mengevaluasi keberhasilan program supervisi akademik. Di sinilah letak pentingnya instrumen pengukuran yang memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi untuk mengukur seberapa kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
8.   Supervisi akademik dalam pelaksanaannya memiliki beberapa tahapan. Tahapan pertama supervisi akademik ini sedikitnya ada empat dokumen perencanaan yang harus disiapkan yaitu,
9.   1.    Tujuan supervisi akademik yang dirumuskan berdasarkan kasus yang terjadi;
10.  2.    Jadwal supervisi akademik yang ditetapkan yang memuat informasi seperti nama guru yang disupervisi, mata pelajaran, hari dan tanggal pelaksanaan, jam pelajaran ke-..., kompetensi dasar, dan pokok bahasan/materi;
11.  3.    Teknik supervisi akademik yang dipilih merupakan keputusan yang diambil supervisor setelah mengidentifikasi dan memilih teknik supervisi akademik yang tepat dengan kasus yang ada ;
12.  4.    Instrumen supervisi akademik yang dipilih berdasarkan hasil analisis dan identifikasi intrumen yang akan digunakan.
13.  Kedua supervisi akademik harus dilaksanakan, setelah dilakukan sosialisasi dan kesepakatan bersama guru yang akan di supervisi akademik. Materi kesepakatan memuat waktu dan aspek-aspek dalam supervisi akademik. Setelah sepakat barulah supervisi akademik dilaksanakan dengan tahapan,
14.  1.    Memeriksa kelengkapan perangkat pembelajaran;
15.  2.    Mengamati proses pembelajaran;
16.  3.    Melakukan penilaian pembelajaran dengan menggunakan instrumen observasi.
17.  Tahapan-tahapan tersebut berguna untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam rangkaian kegiatan. Rekapitulasi hasil supervisi akademik biasanya berupa tabel yang memuat, nomor, nama, komponen nilai (perangkat pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian pembelajaran, skor rata-rata), serta catatan hasil temuan. Rentang penilaian dan hari tanggal dan tanda tangan supervisor/kepala sekolah.
18.          Ketiga pelaksanaan supervisi akademik harus dianalisis. Hasil pelaksanaan supervisi akademik akan menjadi bahan kita selanjutnya untuk melakukan analisis. Kegiatan ini muara kita melakukan umpan balik, penyempurnaan instrumen, dan program tindak lanjut. Tahapan ini dilakukan dengan kegiatan mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan guru yang telah disupervisi. Komponen yang dianalisis adalah komponen yang kita supervisi yaitu,
19.  1.    Rencana pembelajaran berupa dokumen perangkat pembelajaran;
20.  2.    Proses pembelajaran;
21.  3.    Penilaian pembelajaran.
22.  Kegiatan dilengkapi dengan membuat rangkuman/kesimpulan hasil analisis terhadap perangkat pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Buatlah dengan rapi dan baik agar memudahkan kita melakukan evaluasi dan tindak lanjut. Kemudian sajikanlah dalam bentuk laporan hasil analisis dan evaluasi kita dalam bentuk rangkuman hasil identifikasi masalah pelaksanaan supervisi akademik dan rekapitulasi hasil pelaksanaan supervisi akademik.
23.          Instrumen Analisis Data Supervisi Akademik digunakan memuat identitas nama sekolah, nama guru, kelas, mata pelajaran, tanggal/waktu supervisi akademik. Kemudian tabel yang memuat nomor, komponen pengamatan supervisi akademik, masalah yang ditemukan, faktor penyebab, prioritas perbaikan, dan rencana metode pemberian masukan/umpan balik kepada guru.
24.          Komponen pengamatan supervisi akademik yang diamati telah kita bicarakan sebelumnya. Namun untuk sekedar mengingatkan kembali tidak ada salahnya kita tampilkan kembali. Komponen pertama, Rencana Pembelajaran (RPP); komponen kedua, adalah Pelaksanaan Pembelajaran dengan sub komponen (a) kegiatan pendahuluan, (b) kegiatan inti (ekspolorasi, elaborasi, konfirmasi), komponen ketiga yaitu penutup dan refleksi. Pada bagian bawah tabel jangan lupa mencantumkan nama dan NIP guru yang disupervisi dan kepala sekolah.
25.          Keempat hasil analisis supervisi akademik harus diberikan umpan balik, Bagian ini dilakukan setelah analisis dan evaluasi supervisi akademik. Rencana umpan balik  dilakukan terhadap guru biasanya dilaksanakan bersamaan dengan kegitan tindak lanjut. Sehingga langkah-langkah yang hharus dilakukan sama. langkah-langkah tersebut adalah; (a) mengkaji rangkuman/kesimpulan hasil analisis perencanaan, proses, dan penilaian pembelajaran, (b) membuat rencana umpan balik (feedback), dan rencana tindak lanjut, (c) melaksanakan umpan balik (feedback) dan tindak lanjut dalam bentuk lisan dan/atau tertulis.
26.  Kelima, supervisi akademik mesti dilengkapi dengan rencana tindak lanjut. langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan umpan balik bersamaan dengan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan umpan balik dan tindak lanjut biasanya berupa,
27.  1.    Pemberian penguatan dan penghargaan jika guru yang di supervisi akademik telah memenuhi standar;
28.  2.    Bagi guru yang belum memenuhi standar, kepala sekolah harus menyampaikannya dengan cara bijak dan mendidik, alangkah baiknya jika guru dipancing mengemukakan kelemahannya sendiri;
29.  3.    Guru diberi kesempatan untuk menyampaikan keluhan, kesulitan dan hambatan yang ditemukan;
30.  4.    Guru diberi kesempatan mengikuti kegiatan pelatihan baik di berbagai kesempatan dan tingkatan.
31.          Keenam, menyusun laporan hasil supervisi akademik. Setelah kita melakukan tahapan demi tahapan supervisi akademik di atas maka sampailah kita pada bagian akhir kegiatan. Tahapan ini tidak kalah penting dengan tahapan sebelumnya. Bahkan merupakan akhir kegiatan yang sangat berpengaruh terhadap seluruh rangkain kegiatan supervisi akademik. Sedikitnya ada 8 (delapan) aspek sebagai berikut:
32.  1.    Identitas;
33.  2.    Pendahuluan;
34.  3.    Kerangka Berpikit Pemecahan Masalah;
35.  4.    Pendekatkan dan Metode Supervisi;
36.  5.    Hasil Pelaksanaan Program Supervisi;
37.  6.    Penutup;
38.  7.    Lampiran.
39.  8.    Bahan Pendukung
40.  Pada bahan pendukung laporan supervisi akademik kita dapat melengkapinya dengan bukti fisik berupa foto-foto kegiatan dan/atau tayangan audio visual.
41.          Pada bagian akhir ini akan menjadi bahan diskusi dan kajian bagi guru dan kepala sekolah dalam upaya menyiapkan program selanjutnya

Teknik Supervisi
1.   1.   Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi  perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil supervisi ini dapat diketahui kualitas pembelajaran guru bersangkutan.
Teknik supervisi individual ada lima macam adalah sebagai berikut.
a. Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation)
Kepala sekolah atau supervisor  datang ke kelas untuk mengobservasi guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.
 Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat tahap yaitu:
(1)     tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas,
(2)     tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung,
(3)     tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi, dan
(4)     tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
1.   b.   Kunjungan Observasi (Observation Visits)
Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain. Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah: (1) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran, (2) cara menggunakan media pengajaran, (3) variasi metode, (4) ketepatan penggunaan media dengan materi, (5) ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan (6) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan observasi melalui tahap:  persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi;dan tindak lanjut.
Dalam rangka melakukan observasi, seorang  supervisor hendaknya telah mempersiapkan  instrumen observasi,  menguasai masalah dan tujuan supervisi.
1.   c.    Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor dan guru.
Tujuannya adalah:
(1)   mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik,
(2)   meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan
(3)   memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru
Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan) individual sebagai berikut.
(1)   Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).
(2)   Office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
(3)   Causalconference. yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru
(4)   Observational visitation. yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.
Hal yang dilakukan  Supervisor dalam pertemuan individu :
(5) berusaha mengembangkan segi-segi positif guru,
(6) mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya,
(7) memberikan pengarahan, dan
(8) menyepakati berbagai solusi  permasalahan dan menindaklanjutinya.
1.   d.   Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke   kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran.
Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas adalah sebagai   berikut.
(1)   Jadwal kunjungan harus direncanakan.
(2)   Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi.
(3)   Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi
(4)   Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.
(5)   Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat.
(6)   Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai? misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.
(7)   Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;
(8)   Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.
1.   e.   Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang yang akan disupervisi berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dan analisis kemampuan kinerja guru, kemudian dikelompokan berdasarkan kebutuhan guru. Kemudian guru  diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan. Dalam teknik supervisi  kelompok, terdapat  beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut.
(1)   Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi. Rapat tersebut antara lain melibatkan KKG, MGMP, dan rapat dengan pihak luar sekolah.
(2) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.
(3) Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.

















BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan-pembahasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa:
a.       Supervisi Akademik adalah serangkaian proses kegiatan membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
b.      Ruang Lingkup Supervisi Akademik meliputi beberapa hal berikut:
1.      Pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku
2.      Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran oleh guru
3.      Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan peraturan pelaksanaannya
4.      Peningkatan mutu pembelajaran
c.       Tujuan Supervisi Akademik adalah sebagai berikut:
1.      Membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya
2.      Mengembangkan kurikulum
3.      Mengembangkan kelompok kerja guru
4.      Membimbing peneitian tindakan kelas
Sedangkan hasil supervisi akademik berfungsi sebagai informasi bagi pengembangan profesionalisme guru
d.      Prinsip-prisip supervisi akademik ialah meliputi Humanis, kontinyu, demokratis, integral, komprehensif, konstruktif, dan obyektif
e.       Ada 3 pendekatanSupervisiakademik yaitu: pendekatan direktif, pendekatan non direktif, dan pendekatan kolaboratif



DAFTAR PUSTAKA
Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Gava Media, 2011
Asmani, Jamal Ma’mur, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, Yogyakarta: DIVA Pres, 2012
Akhmadsudrajat.wordpres.com/2011/03/04/konsep-supervisi-akademik/
https://m.facebook.com/PeningkatanProfesiGuru/posts/307734295990802


[1]Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Gava Media, 2011) Hal 84
[2] Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, Yogyakarta, DIVA Pres, 2012, Hal 95-96
[3]Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Gava Media, 2011), Hal 84-86

MAKALAH SUPERVISI AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Supervisi Akademik adalah proses membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya menge...