BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Supervisi Akademik adalah proses membantu guru dalam
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajarannya yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah.
Suprvisi akademik hampir sama dengan supervisi
pembelajaran. Jika supervisi pembelajaran fokusnya pada proses pambelajaran
guru, maka supervisi akademik sifatnya lebih kompleks, dikatakan kompleks
karena tidak hanya pembelajaran saja, tapi juga menyantuh kurikulum, penelitian,
klompok kerja guru,dan lain sebagainya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah ini penulis akhirnya
berinisiatif membahas beberapa persoalan dalam tema ini yaitu:
1. Apakah pengertian dari Supervisi Akademik?
2. Apa tujuan Supervisi Akademik?
3.
Apa prinsip-prinsip
Supervisi Akademik?
4.
Apa saja langkah-langkah Supervisi Akademik?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Dengan adanya tema dan penyusunan makalah ini diharapkan
kepada para pembaca dan penulis sendiri mampu memahami pengertian, tujuan,
prinsi-prinsip dan langkah yang ada pada Supervisi
Akademik. Sekaligus makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah penulis
dalam bidang Supervisi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Supervisi
Akademik
Secara etimologis kata supervisi
berasal dari kata bahasa Inggris, supervision yang berarti pengawasan. Kata ini
berasal dari dua kata yaitu super dan vision yang berarti melihat dengan teliti
pekerjaan secara keseluruhan Awalnya istilah supervisi di mengerti secara
tradisional yaitu sebagai suatu pekerjaan mengntrol, memeriksa dan mengawasi
dengan mencari-cari kesalahan melalui tindakan memata-matai dalam rangka
perbaikan pekerjaan yang telah diberikan. Dalam perkembangan supervise di
mengerti secara ilmiah dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sistematis artinya supervisi
dilakukan secara teratur, berencana dan kontinu.
2. Obyektif artinya supervisi dilakukan
berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan sebelumnya.
3. Menggunakan instrument yang dapat mmeberikan
informasi sebagai umpan balik untuk dapat melakukan langkah tindak lanjut
menuju perbaikan di masa yang akan datang.
Pemaknaan arti supervisi tersebut
membawa implikasi dalam pola pelaksanaan dan hubungan yang antara yang
mensupervisi dengan yang di supervise. Pengertian tradisional menganggap bahwa
seorang supervisor merupakan atasan yang mempunyai otoritas untuk menilai
bahkan menentukan baik-buruk, benar-salah dari kinerja bawahannya. Sedangkan
pandangan modern memaknai supervise sebagai suatu proses pembimbingan,
pengarahan dan pembinaan kea rah perbaikan kualitas kinerja yang lebih baik
melalui proses yang sistematis dan dialogis. Maka pola hubungan antara
supervisor dengan yang di supervisi adalah hubungan mitra kerja, bukan hubungan
atasan-bawahan.
Sedangkan kata akademi berasal dari
bahasa Inggris academy dan bahasa
Latin academia (Yunani: academia)
yang mempunyai beberapa arti salah satunya berarti suatu masyarakat atau
kumpulan orang-orang terpelajar. Akademik bisa juga diartikan sebagai hal yang
bersifat teoritis bukan praktis, kajian yang lebar dan mendalam bukan kajian
teknis dan konvesional dan sangat ilmiah. Kata akademik dalam konteks sekolah
dipertautkan dengan segala hal yang berhubungan dengan penguasaan ilmu
pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran. Sehingga kegiatan akademik adalah kegiatan selama proses
pembelajaran dan hal-hal lain yang terkait dengan itu misalnya penyususunan
jadwal akademik pembelajaran dan silabusnya. Sedangkan supervisi akademik
adalah supervise yang mengarah pada pengendalian dan pembinaan bidang akademik
melalui kegiatan dan proses pembelajaran di sekolah agar hasil belajar siswa
menjadi lebih baik.
Dengan demikian Supervisi Akademi adalah
kegiatan pengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi
dalam upaya meningkatkan kualitas produk didik melalui usaha memotivasi,
membina dan mengarahkan orang-orang yang terkait dengan kegiatan akademik. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervise akademik sangat penting
dan harus dilaksanakan secara kontinu oleh kepala sekolah kepada para pendidik.
Sebab dengan supervisi akademik dapat memperbaiki kinerja pendidik yang
muaranya dapat meningkatkan mutu pembelajaran itu sendiri.
Ada tiga konsep pokok atau kunci dalam pengertian
supervisi akademik yaitu:
1.
Supervisi akademik harus mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru
secara langsung dalam mengolah proses pembelajaran.
2.
Perilaku supervisor harus didisain secara official dalam membantu
guru yang mengembangkan kemampuannya, sehingga jelas waktu mulai dan
berakhirnya program pengembangan tersebut.
3.
Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu
memfasilitasi proses belajar bagi murid-muridnya[2].
ada tiga konsep pokok (kunci) dalam pengertian supervisi
akademik.
1. Supervisi akademik harus secara
langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses
pembelajaran. Inilah karakteristik esensial supervisi akademik. Sehubungan
dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara
terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku
guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi
semua guru (Glickman, 1981). Tegasnya, tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan
kematangan profesional serta karakteristik personal guru lainnya harus
dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan
program supervisi akademik (Sergiovanni, 1987 dan Daresh, 1989).
2. Perilaku supervisor dalam membantu
guru mengembangkan kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas
waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut. Desain tersebut
terwujud dalam bentuk program supervisi akademik yang mengarah pada tujuan
tertentu. Oleh karena supervisi akademik merupakan tanggung jawab bersama
antara supervisor dan guru, maka alangkah baik jika programnya didesain bersama
oleh supervisor dan guru.
3. Tujuan akhir supervisi akademik
adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.
B.
Ruang Lingkup Supervisi Akademik
Ruang Lingkup Supervisi Akademik meliputi beberapa hal berikut:
1. Pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku
2. Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran oleh guru
3. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan
peraturan pelaksanaannya
4. Peningkatan mutu pembelajaran, hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan
sebagai berikut:
a. Model pembelajaran yang mengacu pada standar proses
b. Peran peserta didik dalam proses pembelajaran
c. Peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola pikir serta
kebebasan berfikir
d. Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan
dengan bersunguh-sungguh
e. Bertanggung jawab terhadap mutu pencernaan kegiatan pembelajaran untuk
setiap mata pelajaran yang diampu, agar peserta didiknya memiliki sejumlah
kemampuan.[3]
C.
Tujuan Dan Fungsi Supervisi Akademik
Tujuan Supervisi Akademik adalah sebagai berikut:
a. Membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya
b. Mengembangkan kurikulum
c. Mengembangkan kelompok kerja guru
d. Membimbing penelitian tindakan kelas
Tujuan supervisi akademik adalah
membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang
dicanangkan bagi murid-muridnya (Glickman, 1981). Melalui supervis
Supervisi Akademik yang baik adalah supervisi yang mampu
berfungsi untuk mencapai multitujuan tersebut di atas. Tidak ada keberhasilan
bagi Supervisi Akademik jika hanya memerhatikan salah satu tujuan tertentu
dengan mengesampingkan tujuan yang lainnya. Apabila tujuan-tujuan tersebut
sudah di aplikasikan dengan baik tentunya supervisi akademik akan berfungsi mengubah
perilaku mengajar guru. Pada gilirannya nanti perubahan guru ke arah yang
berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar murid yang lebih baik.[4]
Hasil Supervisi Akademik berfungsi sebagai sumber
informasi bagi pengembangan profesinalisme guru, oleh karena itu waktu yang
dibutuhkan tentu tidak bisa cepat karena ketiga tujuan tersebut merupakan
pekerjaan berat.[5]
D.
Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik
Prinsip-prinsip supervisi akademik yang harus
direalisasikan pada setiap proses supervisi akademik di sekolah-sekolah, yaitu
sebagai berikut;
1.
Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal. Hubungan demikian ini bukan saja antara
supervisor dengan guru, melainkan juga antara supervisor dengan pihak lain yang
terkait dengan program supervise akademik.
2.
Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi
akademik bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika
ada kesempatan. Apabila guru telah berhasil mengembangkan dirinya tidaklah
berarti selesailah tugas supervisor, melainkan harus tetap dibina secara
berkesinambungan. Hal ini logis, mengingat problema proses pembelajaran selalu
muncul dan berkembang.
3.
Supervisi akademik harus demokratis.
Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervise akademiknya. Titik tekan supervise akademik yang demokratis, aktif dan kooperatif.
Supervisor harus melibatkan secara aktif guru yang
dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program akademik bukan hanya pada supervisor melainkan juga pada guru.
Karenaitu, program supervise akademik sebaiknya direncana- kan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama secara kooperatif dengan guru, kepala sekolah, dan pihak lain yang terkait di bawah koordinasi supervisor.
4.
Program
supervise akademik harus integral dengan program pendidikan secara keseluruhan. Dalam upaya perwujudan prinsip ini diperlukan hubungan yang baik dan harmonis antara supervisor dengan semua pihak pelaksana program pendidikan.
5.
Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervise akademik harus
mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik, walaupun mungkin saja ada
penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil analisis kebutuhan
pengembangan akademik sebelumnya.
6.
Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah untuk
mencari kesalahan-kesalahan guru, melainkan untuk mengembangkan pertumbuhan dan
kreativitas guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem akademik yang
dihadapi.
7.
Dalam menyusun,melaksanakan, dan mengevaluasi,keberhasilan program supervisi akademikharus obyektif berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan
profesional guru.[6]
ada beberapa prinsip lain yang harus diperhatikan dan
direalisasikan oleh supervisor dalam melaksanakan supervisi akademik, yaitu:
1. Supervisi akademik harus mampu
menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus
diciptakan harus bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal. Hubungan
demikian ini bukan saja antara supervisor dengan guru, melainkan juga antara
super- visor dengan pihak lain yang terkait dengan program supervisi akademik.
Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya supervisor harus memiliki sifat-sifat,
seperti sikap membantu, memahami, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh
humor (Dodd, 1972).
2. Supervisi akademik harus dilakukan
secara berkesinambungan. Supervisi akademik bukan tugas bersifat sambilan yang
hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan. Perlu dipahami bahwa
supervisi akademik merupakan salah satu essential function dalam
keseluruhan program sekolah (Alfonso dkk., 1981 dan Weingartner, 1973). Apabila
guru telah berhasil mengembangkan dirinya tidaklah berarti selesailah tugas
supervisor, melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan. Hal ini
logis, mengingat problema proses pembelajaran selalu muncul dan berkembang.
3. Supervisi akademik harus demokratis.
Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademiknya. Titik
tekan supervisi akademik yang demokratis adalah aktif dan kooperatif. Supervisor
harus melibatkan secara aktif guru yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan
program akademik bukan hanya pada supervisor melainkan juga pada guru. Oleh
sebab itu, program supervisi akademik sebaiknya direncana- kan, dikembangkan
dan dilaksanakan bersama secara kooperatif dengan guru, kepala sekolah, dan
pihak lain yang terkait di bawah koordinasi supervisor.
4. Program supervisi akademik harus
integral dengan program pendidikan. Di dalam setiap organisasi pendidikan
terdapat bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan
pendidikan. Sistem perilaku tersebut antara lain berupa sistem perilaku
administratif, sistem perilaku akademik, sistem perilaku kesiswaan, sistem
perilaku pengembangan konseling, sistem perilaku supervisi akademik (Alfonso,
dkk., 1981). Antara satu sistem dengan sistem lainnya harus dilaksanakan secara
integral. Dengan demikian, maka program supervisi akademik integral dengan
program pendidikan secara keseluruhan. Dalam upaya perwujudan prinsip ini
diperlukan hubungan yang baik dan harmonis antara supervisor dengan semua pihak
pelaksana program pendidikan (Dodd, 1972).
5. Supervisi akademik harus
komprehensif. Program supervisi akademik harus mencakup keseluruhan aspek
pengembangan akademik, walaupun mungkin saja ada penekanan pada aspek-aspek
tertentu berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan akademik sebelumnya.
Prinsip ini tiada lain hanyalah untuk memenuhi tuntutan multi tujuan supervisi
akademik, berupa pengawasan kualitas, pengembangan profesional, dan memotivasi
guru.
6. Supervisi akademik harus
konstruktif. Supervisi akademik bukanlah sekali-kali untuk mencari
kesalahan-kesalahan guru. Memang dalam proses pelaksanaan supervisi akademik
itu terdapat kegiatan penilaian unjuk kerjan guru, tetapi tujuannya bukan untuk
mencari kesalahan-kesalahannya. Supervisi akademik akan mengembangkan
pertumbuhan dan kreativitas guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem
akademik yang dihadapi.
7. Supervisi akademik harus obyektif.
Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi
akademik harus obyektif. Objektivitas dalam penyusunan program berarti bahwa
program supervisi akademik itu harus disusun berdasarkan kebutuhan nyata
pengembangan profesional guru. Begitu pula dalam mengevaluasi keberhasilan
program supervisi akademik. Di sinilah letak pentingnya instrumen pengukuran
yang memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi untuk mengukur seberapa
kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
8.
Supervisi
akademik dalam pelaksanaannya memiliki beberapa tahapan. Tahapan pertama supervisi akademik ini sedikitnya ada empat dokumen
perencanaan yang harus disiapkan yaitu,
9.
1. Tujuan
supervisi akademik yang dirumuskan berdasarkan kasus yang terjadi;
10. 2.
Jadwal supervisi akademik yang ditetapkan yang
memuat informasi seperti nama guru yang disupervisi, mata pelajaran, hari dan
tanggal pelaksanaan, jam pelajaran ke-..., kompetensi dasar, dan pokok
bahasan/materi;
11. 3.
Teknik supervisi akademik yang dipilih merupakan
keputusan yang diambil supervisor setelah mengidentifikasi dan memilih teknik
supervisi akademik yang tepat dengan kasus yang ada ;
12. 4.
Instrumen supervisi akademik yang dipilih
berdasarkan hasil analisis dan identifikasi intrumen yang akan digunakan.
13. Kedua supervisi
akademik harus dilaksanakan, setelah dilakukan
sosialisasi dan kesepakatan bersama guru yang akan di supervisi akademik.
Materi kesepakatan memuat waktu dan aspek-aspek dalam supervisi akademik.
Setelah sepakat barulah supervisi akademik dilaksanakan dengan tahapan,
14. 1.
Memeriksa kelengkapan perangkat pembelajaran;
15. 2.
Mengamati proses pembelajaran;
16. 3.
Melakukan penilaian pembelajaran dengan menggunakan
instrumen observasi.
17. Tahapan-tahapan tersebut berguna untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam rangkaian kegiatan.
Rekapitulasi hasil supervisi akademik biasanya berupa tabel yang memuat, nomor,
nama, komponen nilai (perangkat pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian
pembelajaran, skor rata-rata), serta catatan hasil temuan. Rentang penilaian
dan hari tanggal dan tanda tangan supervisor/kepala sekolah.
18. Ketiga pelaksanaan supervisi akademik
harus dianalisis. Hasil pelaksanaan
supervisi akademik akan menjadi bahan kita selanjutnya untuk melakukan
analisis. Kegiatan ini muara kita melakukan umpan balik, penyempurnaan
instrumen, dan program tindak lanjut. Tahapan ini dilakukan dengan kegiatan
mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan guru yang telah disupervisi.
Komponen yang dianalisis adalah komponen yang kita supervisi yaitu,
19. 1.
Rencana pembelajaran berupa dokumen perangkat
pembelajaran;
20. 2.
Proses pembelajaran;
21. 3.
Penilaian pembelajaran.
22. Kegiatan dilengkapi dengan membuat
rangkuman/kesimpulan hasil analisis terhadap perangkat pembelajaran, proses
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Buatlah dengan rapi dan baik agar
memudahkan kita melakukan evaluasi dan tindak lanjut. Kemudian sajikanlah dalam
bentuk laporan hasil analisis dan evaluasi kita dalam bentuk rangkuman hasil
identifikasi masalah pelaksanaan supervisi akademik dan rekapitulasi hasil
pelaksanaan supervisi akademik.
23. Instrumen
Analisis Data Supervisi Akademik digunakan memuat identitas nama sekolah, nama
guru, kelas, mata pelajaran, tanggal/waktu supervisi akademik. Kemudian tabel
yang memuat nomor, komponen pengamatan supervisi akademik, masalah yang
ditemukan, faktor penyebab, prioritas perbaikan, dan rencana metode pemberian
masukan/umpan balik kepada guru.
24. Komponen
pengamatan supervisi akademik yang diamati telah kita bicarakan sebelumnya.
Namun untuk sekedar mengingatkan kembali tidak ada salahnya kita tampilkan
kembali. Komponen pertama, Rencana
Pembelajaran (RPP); komponen kedua,
adalah Pelaksanaan Pembelajaran dengan sub komponen (a) kegiatan pendahuluan,
(b) kegiatan inti (ekspolorasi, elaborasi, konfirmasi), komponen ketiga yaitu
penutup dan refleksi. Pada bagian bawah tabel jangan lupa mencantumkan nama dan
NIP guru yang disupervisi dan kepala sekolah.
25. Keempat hasil analisis supervisi
akademik harus diberikan umpan balik, Bagian
ini dilakukan setelah analisis dan evaluasi supervisi akademik. Rencana umpan
balik dilakukan terhadap guru biasanya
dilaksanakan bersamaan dengan kegitan tindak lanjut. Sehingga langkah-langkah
yang hharus dilakukan sama. langkah-langkah tersebut adalah; (a) mengkaji
rangkuman/kesimpulan hasil analisis perencanaan, proses, dan penilaian
pembelajaran, (b) membuat rencana umpan balik (feedback), dan rencana tindak lanjut, (c) melaksanakan umpan balik
(feedback) dan tindak lanjut dalam
bentuk lisan dan/atau tertulis.
26. Kelima, supervisi
akademik mesti dilengkapi dengan rencana tindak lanjut. langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan umpan balik bersamaan
dengan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan umpan balik dan tindak lanjut biasanya
berupa,
27. 1.
Pemberian penguatan dan penghargaan jika guru yang
di supervisi akademik telah memenuhi standar;
28. 2.
Bagi guru yang belum memenuhi standar, kepala sekolah
harus menyampaikannya dengan cara bijak dan mendidik, alangkah baiknya jika
guru dipancing mengemukakan kelemahannya sendiri;
29. 3.
Guru diberi kesempatan untuk menyampaikan keluhan,
kesulitan dan hambatan yang ditemukan;
30. 4.
Guru diberi kesempatan mengikuti kegiatan pelatihan
baik di berbagai kesempatan dan tingkatan.
31. Keenam, menyusun laporan hasil supervisi
akademik. Setelah kita melakukan tahapan demi tahapan supervisi akademik di atas
maka sampailah kita pada bagian akhir kegiatan. Tahapan ini tidak kalah penting
dengan tahapan sebelumnya. Bahkan merupakan akhir kegiatan yang sangat
berpengaruh terhadap seluruh rangkain kegiatan supervisi akademik. Sedikitnya
ada 8 (delapan) aspek sebagai berikut:
32. 1.
Identitas;
33. 2.
Pendahuluan;
34. 3.
Kerangka Berpikit Pemecahan Masalah;
35. 4.
Pendekatkan dan Metode Supervisi;
36. 5.
Hasil Pelaksanaan Program Supervisi;
37. 6.
Penutup;
38. 7.
Lampiran.
39. 8.
Bahan Pendukung
40. Pada bahan pendukung laporan supervisi akademik kita dapat melengkapinya
dengan bukti fisik berupa foto-foto kegiatan dan/atau tayangan audio visual.
41. Pada bagian akhir ini akan
menjadi bahan diskusi dan kajian bagi guru dan kepala sekolah dalam upaya
menyiapkan program selanjutnya
Teknik Supervisi
1.
1.
Teknik Supervisi Individual
Teknik
supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap
guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil
supervisi ini dapat diketahui kualitas pembelajaran guru bersangkutan.
Teknik
supervisi individual ada lima macam adalah sebagai berikut.
a.
Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation)
Kepala
sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru
mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang
sekirannya perlu diperbaiki.
Tahap-tahap
kunjungan kelas terdiri
dari empat tahap yaitu:
(1)
tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan
cara mengobservasi selama kunjungan kelas,
(2)
tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati
jalannya proses pembelajaran berlangsung,
(3)
tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan
perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi, dan
(4)
tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
1.
b.
Kunjungan Observasi (Observation Visits)
Guru-guru
ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang sedang mendemonstrasikan
cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat
dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.
Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah: (1) usaha-usaha dan aktivitas
guru-siswa dalam proses pembelajaran, (2) cara menggunakan media pengajaran,
(3) variasi metode, (4) ketepatan penggunaan media dengan materi, (5) ketepatan
penggunaan metode dengan materi, dan (6) reaksi mental para siswa dalam proses
belajar mengajar.
Pelaksanaan
observasi melalui tahap: persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian
hasil observasi;dan tindak lanjut.
Dalam
rangka melakukan observasi, seorang supervisor hendaknya telah
mempersiapkan instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan
supervisi.
1.
c.
Pertemuan Individual
Pertemuan
individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara
supervisor dan guru.
Tujuannya
adalah:
(1)
mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik,
(2)
meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan
(3)
memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru
Swearingen
(1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan) individual sebagai
berikut.
(1)
Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di
dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).
(2)
Office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang
kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu
yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
(3)
Causal–conference. yaitu percakapan individual yang bersifat
informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru
(4)
Observational visitation. yaitu percakapan individual yang dilaksanakan
setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.
Hal
yang dilakukan Supervisor dalam pertemuan individu :
(5)
berusaha mengembangkan segi-segi positif guru,
(6)
mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya,
(7)
memberikan pengarahan, dan
(8)
menyepakati berbagai solusi permasalahan dan menindaklanjutinya.
1.
d.
Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan
antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di
sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam
pembelajaran.
Cara-cara
melaksanakan kunjungan antar kelas adalah sebagai berikut.
(1)
Jadwal kunjungan harus direncanakan.
(2)
Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi.
(3)
Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi
(4)
Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.
(5)
Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat.
(6)
Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai? misalnya dalam
bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.
(7)
Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan
menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;
(8)
Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.
1.
e.
Supervisi Kelompok
Teknik
supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang yang akan disupervisi
berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dan analisis kemampuan kinerja guru,
kemudian dikelompokan berdasarkan kebutuhan guru. Kemudian guru diberikan
layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan.
Dalam teknik supervisi kelompok, terdapat beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut.
(1)
Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah
menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk mengadakan
rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang
diadakan dalam rangka kegiatan supervisi. Rapat tersebut antara lain melibatkan
KKG, MGMP, dan rapat dengan pihak luar sekolah.
(2)
Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok
dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di
dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan,
bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.
(3)
Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini
dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang
studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh
pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing
pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan-pembahasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa:
a.
Supervisi Akademik adalah serangkaian proses kegiatan membantu guru dalam
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran
b. Ruang Lingkup Supervisi Akademik meliputi beberapa hal berikut:
1. Pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku
2. Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran oleh guru
3. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan
peraturan pelaksanaannya
4. Peningkatan mutu pembelajaran
c.
Tujuan Supervisi Akademik adalah sebagai berikut:
1. Membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya
2. Mengembangkan kurikulum
3. Mengembangkan kelompok kerja guru
4. Membimbing peneitian tindakan kelas
Sedangkan hasil supervisi akademik berfungsi sebagai informasi bagi
pengembangan profesionalisme guru
d.
Prinsip-prisip supervisi akademik ialah meliputi Humanis, kontinyu,
demokratis, integral, komprehensif, konstruktif, dan obyektif
e.
Ada 3 pendekatanSupervisiakademik yaitu: pendekatan direktif, pendekatan non direktif, dan pendekatan
kolaboratif
DAFTAR PUSTAKA
Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Supervisi Pendidikan,
Yogyakarta: Gava Media, 2011
Asmani, Jamal Ma’mur, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah,
Yogyakarta: DIVA Pres, 2012
Akhmadsudrajat.wordpres.com/2011/03/04/konsep-supervisi-akademik/
https://m.facebook.com/PeningkatanProfesiGuru/posts/307734295990802
[2] Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah,
Yogyakarta, DIVA Pres, 2012, Hal 95-96