Selasa, 25 Juli 2017

MAKALAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup ini perlu saling dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insane. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Allah SWT. yang paling tinggi dibanding makhluk Allah SWT. yang lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah dimuka bumu hanya untuk menyembah dan beribadah kepada-Nya. Mengerjakan segala perintah-Nya, mulai dari shalat, puasa, zakat, dan segala hal yang mendatangkan kemaslahatan bagi diri manusia itu sendiri dan menjauhi larangan-Nya agar dapat mencegah kerusakan dimuka bumi.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusia pun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin, manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relative pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seseorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.



B.     Rumusan Masalah
1.            Apa Pengertian Kepemimpinan?
2.            Bagaimana Pemimpin Efektif?
3.            Bagaimana  Ciri-ciri Pemimpin Menurut Islam?
4.            Bagaimana  Prinsip Kepemimpinan Menurut Islam?
5.            Bagaimana Gaya Kepemimpinan Dalam Islam?
6.            Apa Sifat Pemimpin Islam?
7.            Bagaimana Kepemimpinan Menurut Al-Quran?
8.            Bagaimana Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. dan Sahabatnya?















BAB II
PEMBAHASAN

A.            Pengertian Kepemimpinan
Kata modern “to lead” jelas diambil dari ekspresi Viking. Pada masa sekarang ini kita menggambarkan beberapa organisasi yang berisi kumpulan dan aliran “pengetahuan” dan “informasi” serta dijalankan oleh “pekerja pengetahuan”. Ada banyak definisi tentang kepemimpinan. Tetapi bagi kita, secara mendasar leadership berarti mempengaruhi orang. Ini merupakan definisi yang luas dan termasuk didalamnya bermacam-macam perilaku yang diperlukan untuk mempengaruhi orang lain. Sebagian besar prespektif leadership memandang pemimpin sebagai sumber pengaruh. Pemimpin dalam memimpin pada dasarnya mempengaruhi dan para pengikutnya mengikuti.
Pemimpin untuk abad millennium adalah pemimpin sebagaimana dalam firman Allah SWT. Dalam surat An-Nur (24) ayat 55,yang artinya: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriaman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dibumi, sebagaimana Dia telah orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (An-Nur (24):55).[1]
Kepemimpinan adalah pengaruh yang efektif. Kepemimpinan adalah meyakinkan orang lain untuk memperbaiki minta-minta mereka sendiri dan dia mau menerima tujuan-tujuan dari satu kelompok seperti miliknya sendiri. [2]
Imam Ali bin Abi Thalib mendefinisikan keadilan sebagai menempatkan sesuatu pada tempatnya yang layak. Keadilan bak hukum umum yang dapat ditetapkan kepada manajemen dari urusan masyarakat. Keuntungannya bersifat universal dan serba mencakup. Ia sautu jalan raya yang melayani semua orang setiap orang.
Jelaslah kata leadership sendiri merupakan muatan nilai. Kita biasanya memikirkan kata tersebut dengan positif, yaitu seseorang yang mempunyai kapasitas khusus. Sebagian besar dari kita akan menjadi seorang pemimpin dari pada seorang manejer, atau seorang pemimpin daripada seorang politikus. Sering kata leadership mengacu pada peran daripada perilaku.
Menurut Murtadha Muttahari , umat manusia berbeda dalam hal keimanan dan kesadaran mereka akan akibat dari perbuatan dosa. Semakin kuat iman dan kesadaran mereka untuk berbuat dosa. Jika derajat keimanan telah mencapai intuitif (pengetahuan yang didapat tanpa melalui proses penalaran) dan pandangan batin, sehingga manusia mampu menghayati persamaan antara orang melakukan dosa dengan melemparkan diri dari puncak gunung atau meminum racun, maka kemungkinan melakukan dosa pada diri yang bersangkutan akan menjadi nol.[3] 
Pada dasarnya kepemimpinan mengacu pada suatu proses untuk menggerakkan sekelompok orang menuju kesuatu tujuan yang telah ditetapkan atau disepakati bersama dengan mendorong atau memotivasi mereka untuk bertindak secara yang tidak memaksa. Dengan kemampuannya seorang pemimpin yang baik mampu menggerakkan orang-orang menuju tujuan jangka panjang dan betul-betul merupakan upaya memenuhi kepentingan mereka yang terbaik. Tujuan tersebut bisa bersifat umum, seperti menyebarkan ilmu yang bermanfaat keseluruh dunia, atau khusus seperti mengadakan konferensi mengenai isu tersebut. Apapun cara yang dilakukan pemimpin hasilnya haruslah memenuhi kepentingan terbaik orang-orang yang terlibat dalam tujuan jangka panjang yang nyata.
 Dengan demikian kepemimpinan dapat dikatakan sebagai peranan dan juga suatu proses untuk mempengaruhi orang lain. Pemimpin adalah anggota dari suatu perkumpulan yang diberi kedudukan tertentu dan diharapkan dapat bertindak sesuai dengan kedudukannya. Seorang pemimpin adalah juga seesorang dalam suatu perkumpulan yang diharapkan dapat menggunakan pengaruhnya untuk mewujudkan dan mencapai tujuan kelompok. Sehingga dapatlah dikatakan bahwa seorang pemimpin yang jujur ialah seorang yang memimpin dan bukan seorang yang menggunakan kedudukan untuk memimpin.[4]
Selain itu kepemimpinan juga adalah kemampuan untuk menjalankan pekerjaan melalui orang lain dengan mendapatkan kepercayaan dan kerja sama. Hampir semua aspek pekerjaan dipengaruhi dan tergantung pada kepemimpinan. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan yang meliputi latarbelakang pemimpin tersebut, pengalaman, harapan terhadap kebijakan dan prosedur organisasi, kecenderungan umum industry dan norma-norma sosial.

B.             Ciri-ciri Pemimpin Menurut Islam
Rasulullah SAW. dalam sabdanya menyatakan bahwa pemimpin suatu kelompok adalah pelayan pada kelompok tersebut. Sehingga sebagai seorang pemimpin hendaklah dapat dan mampu melayani serta menolak orang lain untuk maju dengan ikhlas. Beberapa ciri penting yang menggambarkan kepemimpinan islam adalah sebagai berikut:[5]
1.      Setia. Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan kepada Allah SWT.
2.      Terikat pada tujuan. Seorang pemimpin ketika diberi amanah sebagai pemimpin dalam melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan islam yang lebih luas.
3.      Menjunjung tinggi Syariah dan Akhlak Islam. Seorang pemimpin yang baik bilamana ia merasa terikat dengan peraturan islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia tidak menyimpang dari syariah. Waktu ia melaksanakan tugasnya ia harus patuh kepada adab-adab islam, khususnya ketika berhadapan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tidak sepaham.
4.      Memegang Teguh Amanah. Seorang pemimpin ketika menerima kekuasaan menganggap sebagai amanah dari Allah SWT. yang disertai oleh tanggung jawab. Al-Quran memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah SWT dan selalu menunjukkan sikap baik kepada orang yang dipimpinnya.
5.      Tidak sombong. Menyadari bahwa diri kita ini adalah kecil, karena yang besar dan Maha Besar hanya Allah SWT. sehingga hanya Allah-lah yang boleh sombong. Sehingga kerendahan hati dalam memimpin merupakan salah satu ciri kepemimpinan yang patut dikembangkan.
6.      Dispilin, konsisten dan konsekuen. Merupakan ciri kepemimpinan dalam islam dalam segala tindakan, perbuatan seorang pemimpin. Sebagai perwujudan seorang pemimpin yang professional akan memegang teguh terhadap janji, ucapan dan perbuatan yang dilakukan, karena ia menyadari bahwa Allah SWT. mengetahui semua yang ia lakukan bagaimana pun ia berusaha untuk menyembunyikannya.

C.            Prinsip Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut islam ialah sebagai berikut:[6]
1.             Musyawarah.
Mengutamakan musyawarah sebagai prinsip yang harus diutamakan dalam kepemimpinan islam. Al-Quran dengan jelas menyatakan bahwa seorang yang menyebut dirinya sebagai pemimpin wajib melakukan musyawarah dengan orang yang berpengetahuan atau orang yang berpandangan baik. Melalui musyawarah memungkinkan seluruh komunitas islam akan turut serta berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, dan sementara itu pada saat yang sama musyawarah dapat berfungsi sebagai tempat untuk mengawasi tingkah laku para pemimpin jika menyimpang dari tujuan semula.
2.             Adil.
Pemimpin sepatutnya mampu memerlakukan semua orang secara adil, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Selain memegang teguh prinsip keadilan sebagai dasar tegaknya masyarakat islam, pemimpin organisasi islam juga sepatutnya mendirikan badan peradilan internal atau lembaga hukum untuk menyelesaikan berbagai perbedaan atau sengketa dalam kelompok itu.
3.             Kebebasan berpikir
Akibat manusia tidak mengindahkan peringatan Allah SWT. maka Allah SWT. berfirman dalam sratu Al khafi (18) ayat 54 yang artinya: “ dan sesungguhnya kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (Al-Khafi (18):54). Pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu memberikan ruang dan mengundang anggota kelompok untuk mampu mengemukakan kritiknya secara konstruktif.

D.            Gaya Kepemimpinan dalam Islam
Dalam islam gaya kepemimpinan ialah sebagai berikut:[7]
1.             Pencari kegembiraan.
Mereka adalah orang-orang pengambil resiko ketika marah menjadi agresif atau pasif, adalah pendiri atau pencipta, memiliki artikulasi verbal dan banyak bicara, antusias, termotivasi dan lain sebagainya.
2.             Pencari rinci atau detail.
Mereka menanyakan bagaimana, akan menanyakan detail secara spesifik, mengukur kompetensi anda dengan seberapa banyak waktu yang anda gunakan dalam proyek, sensitive dan akurat, perfeksionis, berkonsentrasi pada detail,pengambil keputusan yang hati-hati.
3.             Pencari hasil
   Mereka bertanya tentang apa dan kapan, membuat pernyataan, memberitahukan orang lain tentang apa yang harus dilakukan, tidak mentolelir kesalahan, tidak memiliki perasaan pada orang lain, menyepelekan saran dari orang lain, berani menghadapi resiko.
4.             Pencari Keharmonisan
Mereka bertanya mengapa, mempertahankan hubungan, tipe pembimbing atau tipe keibuan, memiliki masalah-masalah dunia, konsentrasi pada tugas, pendengar yang baik, tak suka konflik interpersonal takut akan ketidakamanan dan takut salah.
          Berkaitan dengan gaya kepemimpinan diatas tentu yang terbaik bilaman kita dapat mengikuti sunatullah, sebagaimana firman Allah SWT. surat Al-Baqarah (2) ayat 119, yang artinya: “sesungguhnya kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggung jawaban) tentang penghuni-penghuni neraka. (Al-Baqarah (2): 119).

E.             Sifat Pemimpin Islam
          Pendapat adalah jasad yang diam tidak bergerak dan tidak memiliki kehidupan selama tidak ditiupkan ruh islam. Pendapat adalah gua yang gelap gulita tidak bercahaya hingga islam memberikan cahayanya. Pendapat adalah angkasa yang berkabut, sedangkan islam adalah bintang yang bersinar. Pendapat menciptakan kesusahan dan membuat rintangan, mendengarkan khayalan-khayalan jasad, menimbulkan syuhbat dan memunculkan keraguan, sedangkan islam menundukkan bahaya, mengguncangkan gunung, mengubah manusia dan hal itu tidak akan terjadi kecuali dengan mencetak pemimpi. Sifat pemimpin islam ialah:[8]
1.      Iman dan Tauhid
2.      Ketaatan
3.      Kebersihan Hati
4.      Penunjukan sebagai khalifah dimuka bumi
          Pada dasarnya seorang pemimpin haruslah memiliki bobot kepemimpinan dengan sifat-sifat positif dan kelebihan-kelebihan tertentu. [9]
1)               Beriman dan bertakwa (Q.S. 25 Al-Furqan: 72-74).
2)               Kelebihan Jasmani (Q.S. 2 Al-Baqarah 247)
3)               Terampil dan berpengetahuan (H.R. Bukhari)
4)               Kelenihan Batin (Q.S. 3 Ali Imran 159.)
5)               Keberanian (Q.S. 3 Ali Imran 173)
6)               Adil dan Jujur (Q.S 4 An-nisa 53)
7)               Bijaksana (Q.S. An-Nahl 38)
8)               Demokratis (Q.S. 42 Asy Syura 38)
9)               Penyantun (Q.S. 15 Al Hijr 88)
10)           Paham Keadaan umat (H.R. Bukhari dan Muslim)
11)           Ikhlas dan rela berkorban.
12)           Qanaah (kesederhanaan).
13)           Istiqomah (Q.S. 46 Al Ahqaf: 13)
14)           Aqhlaqul karimah (sifat-sifat mulia)

F.             Kepemimpinan Menurut Al-Quran
          Dalam islam, pemegang fungsi kepemimpinan biasa disebut “imam” dan kepemimpinan itu sendiri disebut “imamah”. Pemimpin negara, dalam sejarah kebudayaan Islam biasa digunakan khalifah, amir, dan sultan. Istilah lain yaitu “idarah”atau management. Pengertian khalifah sebagai penguasa, banyak ragam dan jenis kekuasaan tersebut, baik secara operasional maupun konsepsional. Khalifah juga mengandung arti yang universal tergantung dimana kita menempatkan penguasaan tersebut didalam pembahasan. [10]
          Allah menjanjikan anugerah kepemimpinan bagi orang-orang yang beriman, justru karena merekalah yang seharusnya memimpin yang dapat mengurus umat dengan sebaik-baiknya. Orang-orang yang beriman berhak menjadi pemimpin karena mereka memiliki dasar moral (akhlak yang dapat memelihara amanah kepengurusan umat). Dengan dasar takwa kepada Allah mereka dapat memutar roda pemerintahan dan memegang kendali kepengurusan dengan baik dan bertanggung jawab.
          Seorang ulama bernama SyekAbu Zahra dari kelompok sunni menyamakan arti khilafah dan imamah. Ia berkata “Imamah itu disebut juga sebagai Khilafah. Sebab orang yang menjadi Khilafah adalah penguasa tertinggi bagi umat islam yang menggantikan Rasul SAW. Khalifah itu juga disebut sebagai imam (pemimpin) yang wajib di taati. Manusia berjalan dibelakangnnya, sebagaimana manusia shalat dibelakang imam. [11]  
Meskipun Islam mewajibkan umatnya agar taat kepada pemimpin, namun ketaatan itu tidak bersifat mutlak. Hilal (2005) mengemukakan pendapatnya bahwa: Ketaatan rakyat kepada pemimpin dibatasi oleh beberapa persyaratan, yaitu:
1. Pemimpin dimaksud memiliki komitmen kepada syari’at Islam dengan menerapkannya dalam kehidupan.
Ali bin Abi Thalib berkata, “Wajib bagi imam (pemimpin) memerintah dengan aturan yang diturunkan Allah Swt. dan menyampaikan amanah. Apabila ia melaksanakan demikian, maka wajib bagi rakyat menaatinya.”
2. Pemimpin harus adil.
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا(النساء:58(
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS An-Nisa`: 58)
Pemimpin dimaksud tidak menyuruh manusia melakukan maksiat. Islam menyuruh kita melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Maka ketika ada pemimpin mengajak dan membiarkan kemaksiatan merajalela, seperti minuman keras, zina, riba, korupsi, dan bentuk kejahatan lainnya, maka kita tidak boleh menaatinya. Sebaliknya, kita harus meluruskannya. Laa thaa’ata limakhuluuqin fii ma’shiyatil khaliq (tidak ada ketaatan kepada pemimpin yang mengajak maksiat kepada Allah SWT).
Di masyarakat kita yang paternalistik ini, kadang masyarakat kurang bisa mengaktualisasikan ketaatan mereka kepada pemimpinnya. Sekelompok orang menindas, menganiaya, dan meneror kelompok lain atas perintah pemimpinnya. Harus ada gerakan yang mengingatkan pemimpin zalim seperti itu, dan menyadarkan pengikutnya agar tidak menaati kemaksiatan yang diperintahkan oleh pemimpinnya.

G.            Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. dan Sahabat Nabi
1)             Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
          Rasul Muhammad sebagai suri teladan yang harus diikuti kaum muslimin, memiliki akhlak yang agung dan luhur. Dengan keluhuran akhlak itulah beliau berdakwah, mengajak manusia menuju jalan yang di Ridhoi Allah. Diantara akhlak Nabi yang terpuji, ialah sikap pemaaf dan kasih terhadap sesamanya, meskipun beliau sering dihina, difitnah dan disakiti orang lain.
          Selain bersikap pemaaf, Nabi SAW, bersikap kasih terhadap sesamanya, kasih terhadap fakir miskin dan anak-anak yatim. Dalam berbagai kegiatan dakwahnya beliau selalu memulai kebaikan dari dirinya sendiri dan keluarganya. Ia senantiasa mengusahakan kebaikan dan memelihara umatnya dari kehancuran dan kenistaan.
          Jadi selain Nabi dan Rasul Allah, Muhammad SAW, adalah seorang kepala negara dan kepala pemerintahan. Dalam kenyataannya beliau telah mendirikan negara bersama orang-orang pribumi (Anshar) dan masyarakatnya pendatang (Muhajirin). Beliau membuat konstitusi tertulis (undang-undang dasar) untuk berbagai suku termasuk yahudi, memberi perlindungan (proteksi) kepada umat non islam, beliau mengirim dan menerima duta serta membuat ikrar kebulatan tekad aqabah. Inilah negara yang jujur tetapi bukan negara teokrasi karena beliau tidak menganggap dirinya anaka Tuhan. Beliau hamba Allah, pesuruh-Nya dalam menyampaikan rahmat bagi seluruh alam. (rahmat lil alamin). [12]
          Sesungguhnya yang dimaksud Nabi adalah bahwa Nabi akan meninggalkan dua otioritas yang menjadi tempat bertanya yentang semua masalah keagamaan dan sosial. Dalam bagian akhir hadis ini Nabi bersabda “Selama kalian berpegang pada keduanya, kalian tidak akan sesat,” Jadi persoalannya adalah persoalan mengikuti (berpegang). Nabi SAW. mendeklarasikan bahwa keturunannya sama dengna Al-Quran. Nabi sendiri mengatakan bahwa Al-Quran adalah tsaqal besar, sedang keturunannya adalah tsaqal kecil. [13]
2)             Kepemimpinan Umar Ibnu Khaththab
          Bagi umar, memang jabatan buka suatu kebanggaan, pemerintah adalah pelayan rakyat merupakan ungkapan yang pernah di ucapkan Umar. Karena itu tidak jarang ia turun kebawah. Kalau menemukan hal-ha yang memerlukan bantuan, tidak segan-segan ia melakukan fungsi pelayanan secara pribadi, ia lakukan sendiri.
          Dalam Al-Quran surat Al A’ral ayat 199 disebutkan ada tiga macam sikap dan budi pekerti luhur, yaitu pemaaf Nabi terhadap musuh-musuh nya yang pada awal mulanya menyakiti beliau apabila mereka bertobat dari perbuatan aniaya itu.[14]
Salah satu dalil yang menggambarkan tentang kepemimpinan Seorang pemimpin tidak boleh menjalankan kepemimpinannya dengan mengikuti hawa nafsu. Karena tugas kepemimpinan adalah tugas fi sabilillah dan kedudukannyapun sangat mulia.
· وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا(الفرقان:74(
“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.. (QS Al Furqan: 74)

















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
          Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
          Menyatakan bahwa dalam menjadi pemimpin dimuka bumi maka manusia harus bisa menjalankan apa yang telah diamanatkan oleh Allah dan disetiap langkah sebagai seorang pemimpin, Allah akan memberikan peringatan bagi kaum Muslimin agar selalu berhati-hati tentang apa yang akan dilakukan sebagai khalifah Allah SWT.








DAFTAR PUSTAKA


A-Salua, Ali. Imamh dan Khalifah dalam tinjauan Syar’I. 1997. Jakarta. Gema Insani Press.

Amini, Ibrahim. Para Pemimpin Teladan. Al-Huda. 2005. Jakarta.

Dachel Kamars. Administrasi Pendidikan. 2005. Padang. University Putra Indonesia Press.

Hadari Hanawai. Kepemimpinan Menurut Islam. 2001. Yogyakarta. Gajah Mada university Press.

Kartini, Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan. 2004. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Muhammad, as-Suwaidan Thariq, Faisal. Melahirkan Pemimpin Masa Depan. 2005. Jakarta. Gema Insani Press.

Muttahari, Murtadha. Manusia dan Alam Semesta. 2002. Jakarta. Lentera.

Rivai, Veithzal. Kiat Memimpin dalam abad ke-21. 2004. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Kencana Syafiie,Inu. Ilmu Politik. 2010. Jakarta. Rineka Cipta.

Permadi, K. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen. 1996. Jakarta. Rineka Cipta.


MAKALAH


KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP)


DOSEN PEMBIMBING: H. RIDWANSYAH, S.Pd, M.Hum




Description: J:\Δ Smad-Lock (Brankas Smadav) Δ\fhoto\STAI YPI WARNA.jpg












DISUSUN OLEH
KELOMPOK 10
MAHZAN
NIM: T.MPI.I.2015.007
NURWANI
NIM: T.MPI.I.2015.077
RIKA MARYATI
NIM: T.MPI.I.2015.060




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYEKH MAULANA QORI BANGKO

 
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR

     Segala puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini  dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
    Adapun maksud dan tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas kuliah. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapakan terimakasih kepada:
1.      Bapak H. Ridwansyah, S.Pd. M.Hum selaku dosen Pembimbing
2.      Kedua orang tua yang telah mendukung dan memberi semangat untuk menyelesaikan makalah ini.
3.      Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
    Penulis menyadari dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen dan rekan-rekan maha siswa, tetapi penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Atas kurang dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, penulis mohon maaf serta kritik dan saran dari pembaca. Harapan penulis semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat.


Bangko,    April 2017


Penyusun


i
 

 

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang....................................................................................... 1
B.          Rumusan Masalah................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
9.            Pengertian Kepemimpinan Menurut Islam............................................. 3
10.        Ciri-ciri Pemimpin Menurut Islam.......................................................... 5
11.        Prinsip Kepemimpinan Menurut Islam................................................... 6...........            
12.        Gaya Kepemimpinan Dalam Islam......................................................... 7
13.        Sifat Pemimpin Islam............................................................................. 8
14.        Kepemimpinan Menurut Al-Quran......................................................... 9
15.        Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. dan Sahabatnya................... 10

BAB III PENUTUP
A.          Kesimpulan............................................................................................ 12
B.          Saran...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA




ii
 
 



[1] Prof. Dr. Veithzal Rivai, M.B.A, Kiat Memipin dalam Abad Ke-21, 2004, Jakarta, Raja Grafindo persada,hlm. 63-64.
[2] Dachel Kamars, Administrasi Pendidikan. 2005. Padang, University Putra Indonesia Press.
[3] Murtdha Muttahari, Tema-tema pokok Nahj al-Balaghah, Al-huda, 2002, Jakarta, hlm. 106-107.
[4] Prof. Dr. Veithzal Rivai, M.B.A, Kiat Memipin dalam Abad Ke-21, 2004, Jakarta, Raja Grafindo persada,hlm. 65
[5] Prof. Dr. Veithzal Rivai, M.B.A, Kiat Memipin dalam Abad Ke-21, 2004, Jakarta, Raja Grafindo persada,hlm.72-74.
[6] Prof. Dr. Veithzal Rivai, M.B.A, Kiat Memipin dalam Abad Ke-21, 2004, Jakarta, Raja Grafindo persada,hlm. 74-79.
[7] Prof. Dr. Veithzal Rivai, M.B.A, Kiat Memipin dalam Abad Ke-21, 2004, Jakarta, Raja Grafindo persada,hlm. 92-93.
[8] Dr. Thariq Muhammad as-Suwaidan, Ir. Faisal Umar Basyarahil, Melahirkan Pemimpin Masa Depan, 2005, Jakarta, Gema Insani, hlm. 171-185.
[9] Drs. K. Permadi, S.H., Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen, 1996, Jakarta, Rineka Cipta, hlm.  65-66
[10] Drs. K. Permadi, S.H., Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen, 1996, Jakarta, Rineka Cipta, hlm. 57-63.
[11] Al-Milal wan-Nihal I/24 atau dilihat Dr Ali As salus, Imamh dan Khalifah dalam tinjauan Syar’i, Gema Insani Press, Jakarta, hlm. 16.
[12] DR. H. Inu Kencana Syafiie. Ilmu Politik, 2010,Jakarta, Rineka Cipta, hlm. 233
[13] Mutadha Muttahari, Manusia da Alam Semesta, Lentera, Jakarta, hlm. 467
[14] Drs. K. Permadi, S.H., Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen, 1996, Jakarta, Rineka Cipta, hlm. 96-97

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH SUPERVISI AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Supervisi Akademik adalah proses membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya menge...